Waspada Penipuan Jasa Galbay Pinjol, Joki Pinjol
Jangan sampai tertipu jasa galbay pinjol! Kenali modus penipuan sebelum terlambat!

Praktik ini tidak hanya penyalahgunaan data pribadi tetapi juga menyebabkan banyak kerugian lain bagi nasabah.
Apabila gagal bayar, maka akan tercatat di SLIK OJK.
Untuk mengatasi masalah ini, Entjik mengatakan masyarakat harus menghindari jasa joki pinjol.
AFPI dan platform pindar harus selalu memberikan edukasi agar masyarakat lebih bijak dalam mengajukan pinjaman sesuai kemampuan.
Bersiaplah menghadapi bencana keuangan apabila utang pinjaman online
hanya buat barang konsumtif Mudahnya pinjol kerap kali menggoda banyak orang untuk menggunakannya,
terutama untuk membeli barang konsumtif.
Demi gaya hidup, mereka rela membeli handphone keluaran terbaru hingga renovasi rumah
tanpa mempertimbangkan dampak jangka panjang. Andy Nugroho sebagai perencana keuangan
mengingatkan kebiasaan yang akan menimbulkan risiko keuangan serius,
mulai dari tingginya suku bunga hingga gaya hidup konsumtif yang tak terkendali.
“manfaat pinjol itu untuk hal yang urgent, salah satunya biaya pengobatan.
Tapi, jika digunakan untuk membeli barang yang tidak terlalu dibutuhkan, dampaknya bisa negatif,” ungkap Andy.
Resiko Menggunakan Pindar
Risiko utama saat menggunakan pindar untuk membeli barang konsumtif salah satunya yaitu suku bunga yang tinggi.
Akibatnya, nasabah tersebut harus menghabiskan sebagian besar pendapatannya untuk melunasi utang,
sehingga sulit menabung. Dampak jangka panjang Kebiasaan ini dapat menyebabkan
seseorang terus bergantung pada utang dan akan menghambat finansialnya.
Dampak psikologis Andy juga menekankan dampak psikologis dari kebiasaan meminjam uang untuk membeli barang konsumtif
salah satunya yaitu mereka akan terbiasa berbelanja tanpa memikirkan kebutuhan darurat.
Andy menyarankan beberapa langkah bagi mereka yang telah menggunakan pindar untuk kebutuhan konsumtif,
agar bisa memperbaiki situasi keuangan mereka.
Salah satunya yaitu dengan memastikan cicilan pindar tidak melebihi 30% dari pendapatan bulanan.
Selain itu, kebiasaan membeli barang – barang yang tidak perlu haruslah dipertimbangkan,
apakah barang itu benar – benar diperlukan atau hanya keinginan sementara.
Dengan mengendalikan gaya hidup dan menghindari pengeluaran yang tidak perlu,
seseorang dapat membentuk kebiasaan keuangan yang lebih sehat dan terhindar dari perangkap utang yang dapat merugikan di masa mendatang.